Picturization
adalah teknik menghubungkan gambar satu dengan lainnya, sehingga menjadi satu
seri gambar yang menarik, karena hal tersebut merupakan suatu kunci
keberhasilan dari rangkaian gambar di setiap acara televisi.
Untuk mendinamiskan gambar
pada layar, maka perlu adanya gerakan. Pada dasarnya ada 3 (tiga) macam gerakan
pada gambar di televisi :
1.Kamera
tidak bergerak tetapi artisnya yang bergerak.
-Proses pergerakan Primary Movement adalah proses
gerak long shot ke medium shot.
2.Kamera
dan artis kedua-duanya tidak bergerak.
-Shot dimulai saat orang memasuki pintu dan
kamera panning mengikuti orang yang berjalan menuju ke tilpun. Proses gerakan
ini disebut Secondary Movement.
3.Kamera
yang bergerak dan artis di tempat.
-Gerakan ini disebut Teritary Movement, disini
menunjukkan yang aktif adalah kameranya sedangkan artisnya sendiri tetap di
tempat, jadi harus memanfaatkan segala kemungkinan gerakan kamera.
Visualization adalah pengungkapan ide atau gagasan yang telah di
tuangkan dalam rangkaian kata-kata menjadi bentuk gambar, atau dengan kata lain
merubah bahan yang bersifat auditif menjadi bahan yang bersifat visual. Show adalah menunjukkan masala-masalah
pribadi. Obyek, action serta reaction sejelas mungkin dan cara menunjukkan
dengan memanfaatkan kamera yang kita pergunakan.
Catatan:
Setiap
pengambilan gambar dengan ukuran gambarnya, harus dilandasi dengan adanya
motivasi tertentu dan pengambilan gambarnya harus ditunjukkan sejelas mungkin
dan adanya sinkronisasi antara gambar dengan kepentingan atau dengan narasinya.
Jadi, jangan sampai kita menunjukkan benda A tetapi narasinya justru
menjelaskan benda B dan atau sebaliknya.
Hal-hal yang perlu diketahui
serta diperhatikan yang berkenaan dengan pengambilan gambar yang baik (gambar
tadi memenuhi persasaran artistik serta memenuhi kaidah pertelevisian).
·Komposisi Gambar
Shot-shot
dasar yang sering dipergunakan dan erat dengan masalah komposisi ini dan yang
masih mungkin dipedomani adalah :
1.Layar
televisi sangat terbatas, karena itu dapat memanfaatkan keterbatasan layar tadi
dengan cara menunjukkan sesuatu yang jelas dan sering melakukan pergantian shot
akan membantu.
2.Layar
televisi konvensional memiliki aspek rasio 3:4 (digunakan bila ingin
menunjukkan obyek secara jelas)
3.Gambar
pada layar televisi hanya dua dimens, karena itu hanya dengan kreativitas
gambar yang dihasilkan mempunyai kesan tiga dimensi, sehingga lebih hidup,
misalnya saja dengan memanfaatkan efek lampu, penggunaan foreground, middle
ground, background akan sangat membantu.
4.Gambar
yang dihasilkan kamera akan berkurang 10% setelah diterima pada pesawat
penerima, karena itu harus hati-hati dalam penempatan gambar didalam bingkai,
agar gambar yang baik tidak terpotong.
·Teknik Pembingkaian
Beberapa
teknik pembingkaian (penempatan dalam bingkai layar) perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1.Keseimbangan
2.Simetri
3.Equilibrium
·Teknik Pembingkaian Pembicara Tunggal
1.Untuk
pembicara tunggal yang berbicara didepan kamera. Sebaiknya gambar diletakkan di
tengah-tengah bingkainya.
2.Head
Room, yaitu jarak kepala/ obyek dengan bingkai atas.
3.Ruangan
bebas di depan hidung disebut Nose Room
4.Untuk
memperoleh efek dramatik pembingkaian artis yang mendekati bingkai di depannya,
diisi dengan obyek lain atau ada gerakan artis lain yang mengisi kekosongan
ruangan tadi.
5.Apabila
kamera panning untuk mengikuti obyek yang berjalan, di depan obyek harus ada
ruang kosong, dan ruang kosong ini disebut Walking Room.
6.Latar
belakang yang ramai mengganggu obyek pokok, karena hal itu harus dipisahkan.
7.Jangan
menempatkan obyek penting di tepi bingkai, karena bahayanya dapat terpotong.
8.Pengambilan
gambar pada kepala dengan XCU (Extreme Close Up). Sangat baik kalau
komposisinya dengan memotong sedikit bagian kepala, hindari pada bagian dagu
yang terpotong agar tidak memberikan kesannya tenggelam.
9.Hindari
high angle atau low shot, kalau memang tidak dituntut adanya efek khusus, sebab
hal ini bisa memberikan kesan kaki obyek pendek, sehingga tidak menguntungkan
kalau ditinjau dari segi estetika gambar, sedangkan untuk pengambilan dengan
low angle shot bisa memberikan kesan pada tubuh obyeknya menjadi besar, karena
itu low angle shot dan high angle shot kalau untuk pagelaran tari, kita harus
benar-benar berhati-hati.
·Teknik Pembingkaian Dua Pembicara
Close Up untuk dua orang yang duduk didepan kamera memang merupakan
pekerjaan yang sangat mudah, tetapi hasilnya terlihat kurang artistik, sehingga
kurang menarik sebab kedua-duanya kelihatan profile, karena itu perlu diupayakan
dengan berbagai cara, misalnya dengan memindahkan penempatan kameranya.
Menempatkan kedua obyek
menghadap dan menyampaikan kamera, umumnya komposisi gambarnya lebih baik
daripada dalam posisi lateral. Dapat juga dengan pengambilan over shoulder shot
bagi kedua-duanya, tetapi harus berhati-hati agar tidak terjadi jumping
gambarnya.
·Teknik Pembingkaian Obyek Kelompok
Bila menghadapi obyek dalal kelompok, usahakan untuk
diatur dalam susunan triangular, semicircular, atau circular, dan hindari shot
langsung ke kelompok tersebut kecuali kalau
mempunyai tujuan yang dapat mencapai efek tertentu.